Opini  

Imran, Sosok Tepat Menahkodai KAMMI Sulawesi Selatan di Tengah Krisis Gerakan

 

Oleh: Salman Inisiator Aliansi Kader KAMMI Se-Sulawesi Selatan

Dalam dinamika gerakan mahasiswa Islam, kepemimpinan bukan sekadar jabatan administratif. Ia adalah tanggung jawab moral dan sosial untuk menjaga arah perjuangan, memastikan kaderisasi berjalan, dan menjadikan organisasi sebagai wadah pencetak intelektual muda berkarakter. Dalam konteks itulah, munculnya Muh Imran sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Pengurus Wilayah KAMMI Sulawesi Selatan bukanlah keputusan yang lahir tiba-tiba, melainkan hasil dari pertimbangan yang matang, situasional, dan penuh urgensi.

Kondisi internal KAMMI Sulsel dalam beberapa waktu terakhir menghadapi stagnasi gerakan. Koordinasi yang tidak efektif, komunikasi antar-daerah yang melemah, serta absennya agenda strategis yang menyatukan visi gerakan menjadi tantangan serius. Pada saat yang sama, kepemimpinan sebelumnya dinilai kurang menunjukkan komitmen domisili dan kedekatan dengan kader di daerah. Dalam situasi seperti ini, KAMMI Sulsel membutuhkan figur yang tidak hanya memahami gerakan, tetapi juga hadir secara nyata di tengah kader, memahami denyut organisasi dari dalam, dan mampu membangun kembali soliditas struktur wilayah.

Muh Imran adalah representasi kader yang tumbuh dan ditempa langsung di tanah Sulawesi Selatan. Pengalamannya memimpin KAMMI Daerah Makassar, yang merupakan pusat aktivitas dan barometer gerakan wilayah, telah menunjukkan kapasitas kepemimpinan yang teruji. Ia dikenal sebagai sosok komunikatif, adaptif terhadap perubahan zaman, dan memiliki kemampuan membaca arah gerakan mahasiswa secara strategis. Dalam beberapa tahun terakhir, Imran aktif menjembatani kader muda dengan berbagai jaringan keumatan, kebangsaan, dan intelektual lintas kampus — sesuatu yang menjadi kebutuhan utama organisasi di era digitalisasi dakwah dan pergeseran paradigma aktivisme mahasiswa.

Lebih dari itu, Muh Imran juga dikenal konsisten menjaga garis ideologis KAMMI sebagai gerakan moral yang berlandaskan Islam dan komitmen kebangsaan. Di tengah arus pragmatisme politik kampus, kehadirannya menjadi oase yang mengembalikan KAMMI pada khittahnya: mencetak kader berintegritas dan berkontribusi nyata bagi umat dan bangsa.

Keputusan Pengurus Pusat KAMMI menunjuk Muh Imran sebagai Plt Ketua Umum Wilayah Sulsel dengan SK Nomor 018/SK/KU-i/KAMMI/XI/2025 menunjukkan kepercayaan yang tidak sembarangan. PP KAMMI menilai bahwa kepemimpinan Imran adalah solusi atas kevakuman struktural dan stagnasi gerakan yang sempat terjadi. Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen organisasi untuk memastikan kader terbaik daerah bisa tampil di garis depan, bukan sekadar menjadi pelengkap dalam struktur formal.

Di bawah kepemimpinan Imran, diharapkan KAMMI Sulawesi Selatan mampu bangkit sebagai organisasi mahasiswa yang progresif, kolaboratif, dan berakar kuat pada nilai-nilai Islam. Makassar sebagai episentrum gerakan di timur Indonesia harus kembali hidup dengan diskursus intelektual, forum kaderisasi, dan gerakan sosial yang menyentuh masyarakat. Muh Imran memiliki karakter kepemimpinan yang tidak hanya organisatoris, tetapi juga inspiratif — memadukan idealisme dengan aksi nyata.

Kehadirannya di posisi strategis ini membuka harapan baru bagi seluruh kader di Sulawesi Selatan: bahwa gerakan ini masih memiliki arah, masih memiliki ruh perjuangan, dan masih dipimpin oleh mereka yang benar-benar hidup bersama kader — bukan sekadar memimpin dari jauh.

Dengan kapasitas, rekam jejak, dan komitmen yang telah teruji, Muh Imran layak menjadi simbol kebangkitan KAMMI Sulawesi Selatan. Sosok yang tidak hanya memimpin, tetapi juga menumbuhkan kembali semangat berjuang di tengah tantangan zaman.