Lanskapsulawesi.com.-Sulawesi selatan-Pemanasan global bagi bumi ini tidak dapat dibiarkan begitu saja, terlebih dengan semakin banyaknya hutan yang gundul akibat penebangan pohon secara masif dan liar dan sudah banyaknya Tambang yang terbuka. Padahal fungsi pohon sangat penting untuk menyerap gas CO2, maupun gas beracun lainnya di udara. Selain itu keberadaan pohon mampu menghasilkan Oksigen atau O2, yang merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk di bumi.
Penghijauan merupakan sarana untuk melestarikan lingkungan, agar lingkungan kembali asri dan sehat tanpa adanya pencemaran. Dengan adanya penghijauan akan menurunkan suhu suatu tempat. Banyaknya oksigen yang dikeluarkan oleh tumbuhan akan membuat ligkungan lebih segar, teduh, nyaman, dan asri.
Tidak disadari banyak orang karena fokus memikirkan keuntungan semata dengan dalih mensejahterakan masyarakat, tanpa memikirkan dampak lingkungan yang bakal terjadi akibat ulah yang mereka kerjakan dengan merusak hutan, menebang pohon semena-mena tanpa aturan, atau merubah fungsi hutan dari tanaman keras menjadi tanaman pertanian atau juga hutan dijadikan lahan pemukiman.
hal ini akan menjadi sumber bencana, sumber malapetaka bagi kehidupan. Bukan hanya manusia yang terancam, namun juga ekosistem makhluk hidup lain akan terancam hal tersebut karena Hutan merupakan ekosistem kompleks yang berpengaruh pada hampir setiap spesies yang ada di bumi. akibatnya dampak buruk yang terjadi diantaranya, Banjir, Tanah Longsor, Bencana Kekeringan, Menurunkan Kualitas Oksigen, dan kebakaran hujan akibat pemansan Global.
Ketua Gerakan Pemuda Lingkungan Hidup (GPLHI) , Rispandi mengatakan, Pentingnya menanam pohon bagi kelangsungan hidup di bumi, diwujudkan dalam bentuk aksi membagi bibit tanaman maupun gerakan menanam pohon,
Rispandi, memaparkan, “anomali cuaca yang dirasakan oleh masyarakat Sulawesi selatan khusunya. Anomali cuaca yang terjadi di Pulau Sulawesi merupakan dampak dari pengelolaan lingkungan hidup yang kurang maksimal. Menurutnya, masih dibutuhkan kebijakan yang lebih Pro lingkungan hidup untuk tata ruang secara keseluruhan. Karena itu, harus ada peningkatan dan pembaruan terhadap tata kelola lingkungan hidup agar keseimbangan ekosistem terjaga.
Ia mengatakan, peran pohon sangat penting untuk menahan dampak anomali cuaca. Selain untuk penyimpan air tanah, pohon juga berfungsi sebagai penyejuk udara dan mengurangi panas sengatan matahari. Di beberapa kecamatan, pohon penaung masih kurang, padahal keberadaan pohon-pohon tersebut amatlah penting,”Lanjutnya.
Kami sudah melakukan berbagai upaya, termasuk berkordinasi dengan pihak pihak terkait . Bekerjasama hanya di Desa Desa ini juga kurang maksimal karena baru menyentuh 1 kecamatan saja yakni baru kecamatan tanalili Luwu utara,” jelasnya.
Ia mengakui bahwa kami berharap harus ada program kerjasama antara Kantor Lingkungan Hidup dan pihak swasta bisa terjalin dengan baik dan kami juga berharap di berikan ruang sebagai bentuk kepedulian terhadap Lingkungan, Mengingat sekarang ini banyaknya bencana alam, banjir dan tana longsor kebakaran hutan yang terjadi khususnya di Pulau Sulawesi.
Untuk itu kami berharap kerjasama dan kesadaran khalayak untuk bisa berkaloborasi dalam hal terkait Lingkungan hidup dan kegiatan yang GPLHI lakukan ,”Tutupnya.