LANSKAPSULAWESI.COM – Toraja Utara, Di tengah pesona alam Toraja Utara, Lembang Pata’ Padang, Kecamatan Sanggalangi, bersiap menyambut Hari Pongtiku pada 10 Juli 2025 dengan semangat kebangkitan dan pelestarian warisan leluhur. Sebagai peletak dasar utama perjuangan masyarakat Toraja, Pongtiku telah menorehkan sejarah di bumi kelahirannya. Pongtiku dikenal sebagai simbol perjuangan yang menginspirasi persatuan dan keteguhan adat. Peringatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan wujud komitmen untuk meneruskan semangat perjuangan Pongtiku dalam membangun masyarakat yang berakar pada adat dan budaya, sembari menatap masa depan yang lebih maju, ungkap Kalem Pata’ Padang Matius SM. Allo Karaeng, Senin 7 Juli 2025.
Lembang Pata’ Padang menyimpan jejak sejarah yang kaya, di sinilah lahir Pong Kalua, tokoh To Padatindo yang terkenal gigih memperjuangkan wilayahnya dari ancaman penjajah, Lembang ini memiliki pesona Pasa’ Bongi dan Surasan Tallang, lokasi bersejarah tempat obor pertama perjuangan Toraja dinyalakan. Penyalaan obor ini melambangkan semangat pemeliharaan adat dan budaya yang terus lestari, sebagaimana tergambar dalam semboyan Toraja misa kada dipotuo, pantan kada dipomate — satu kata diucapkan, semua kata dipegang teguh. Kepala Lembang Matius SM. Allo Karaeng menegaskan bahwa peringatan Hari Pongtiku adalah wujud kebanggaan akan identitas Toraja, sekaligus momentum untuk memperkuat kesadaran kolektif dalam menjaga warisan leluhur agar tetap relevan di era modern.
Peringatan Hari Pongtiku 2025 menjadi ajang untuk mendorong pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur, khususnya pengembangan destinasi wisata sejarah dan rohani. Masyarakat setempat berharap Pemerintah Daerah (Pemda) Toraja Utara dan Pemerintah Pusat dapat mendukung pengembangan situs-situs bersejarah seperti Pasa’ Bongi menjadi aset wisata yang menarik wisatawan lokal dan internasional. Dengan pengelolaan yang baik, kawasan ini berpotensi menjadi destinasi yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga pengalaman spiritual dan edukasi sejarah, mengenalkan perjuangan Pongtiku kepada generasi muda dan wisatawan dari berbagai penjuru.
Semangat perjuangan Pongtiku yang mengakar di Tana Lepongan Bulan Gontingna Tana Matari Allo—negeri yang bulat bagai bulan dan matahari—menjadi inspirasi bagi masyarakat Toraja Utara untuk terus berinovasi tanpa melupakan akar budaya. Peringatan ini akan diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari upacara adat, pameran budaya, hingga diskusi tentang pengembangan SDM dan potensi wisata. Momen ini juga menjadi panggung bagi generasi muda untuk belajar dari keberanian dan keteguhan Pongtiku dalam memperjuangkan martabat masyarakat Toraja, sekaligus mendorong mereka untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah.
Dengan dukungan semua pihak, Kalem Pata’ Padang berharap momen HUT Pongtiku diharapkan menjadi titik balik bagi kebangkitan Toraja Utara sebagai destinasi wisata sejarah dan rohani. Peringatan HUT Pongtiku ini mengajak seluruh masyarakat untuk menyalakan semangat baru dalam menjaga warisan budaya, memperkuat SDM, dan membangun infrastruktur yang mendukung masa depan gemilang. Mari bersama wujudkan visi misa kada dipotuo, pantan kada dipomate, menjadikan Toraja Utara sebagai negeri yang terus bersinar di bawah bulan dan matahari, tutup Matius.