Kisah Inspiratif Mahasiswa dari Mamasa; Yosbekasa Ma’dika Tamatkan S1 dan S2 di IAKN Toraja dengan Beternak Babi, Kini Siap Mengabdi

LANSKAPSULAWESI.COM – Tana Toraja, 3 Oktober 2025 – Ketekunan dan kerja keras menjadi kunci kesuksesan Yosbekasa Ma’dika, mahasiswa asal Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, yang berhasil menamatkan pendidikan Sarjana (S1) dan Pascasarjana (S2) di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja, pada jurusan Teologi Kristen dan Magister Teologi.

Kisah perjalanan Yosbekasa terbilang unik. Di tengah keterbatasan ekonomi, ia memilih jalan yang jarang ditempuh mahasiswa lain: beternak babi. Usaha sederhana itu menjadi sumber utama pembiayaan kuliahnya sejak sarjana hingga meraih gelar magister.

“Awalnya inisiatif beternak babi muncul ketika melihat kebutuhan adat dan budaya di Toraja, khususnya pada pesta Rambu Solo’. Dari usaha kecil itu, saya belajar mandiri, bertanggung jawab, disiplin, dan akhirnya bisa membiayai seluruh kuliah saya,” ungkap Yosbekasa dengan mata berkaca-kaca usai prosesi wisuda.

Selain tekun dalam studi, Yosbekasa juga aktif di berbagai organisasi. Ia pernah menjabat Ketua BEM Fakultas Teologi dan Sosiologi Kristen IAKN Toraja, Mentri BUMR Pengurus BEM IAKN Toraja, Ketua Umum IPPMK (Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kondosapata), serta Ketua Bidang Ekonomi Kreatif BPC GMKI Tana Toraja. Ia dikenal vokal memperjuangkan isu keadilan, kemanusiaan, dan keberpihakan kepada masyarakat. Lewat keterlibatannya, ia juga mendorong anak muda agar tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga mengembangkan wirausaha sesuai bidang keahlian masing-masing.

“Ilmu yang saya pelajari di kampus tidak hanya untuk diri sendiri, tapi untuk melayani sesama. Teologi bukan hanya soal belajar tentang Tuhan, tetapi juga bagaimana membumikan kasih dan keadilan di tengah masyarakat,” tambahnya.

Kini, setelah menyelesaikan studi magister, Yosbekasa yang akrab disapa Yos tengah menjalani vikaris di Gereja Toraja Mamasa. Ia bertekad mengabdi di tanah kelahirannya dengan mengembangkan pendidikan teologi kontekstual sekaligus mendorong kemandirian ekonomi masyarakat melalui pertanian khususnya kopi dan peternakan babi.

“Saya ingin membuktikan bahwa anak daerah bisa sukses tanpa harus meninggalkan akar budaya dan jati dirinya. Saya ingin pulang, berbagi, dan membangun bersama,” tutupnya penuh harap.

Kisah Yosbekasa menjadi inspirasi bagi generasi muda: bahwa dengan tekad, kerja keras, dan iman, segala keterbatasan dapat diatasi dan kesuksesan dapat diraih.