Akhirnya Ada Jaringan! Mahasiswa PNUP Sukses Hadirkan 4G di Patekkong Enrekang

Lanskapsulawesi.com, Enrekang — Warga Dusun Patekkong, Kecamatan Masalle, Kabupaten Enrekang akhirnya merasakan jaringan 4G setelah sekian lama berada di wilayah blankspot.

Akses internet itu dapat dinikmati berkat kerja mahasiswa semester 5 Program Studi D4 Teknologi Rekayasa Jaringan Telekomunikasi (TRJT) Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) melalui kegiatan Project Based Learning (PBL).

Selama ini, wilayah tersebut termasuk salah satu daerah yang sulit menangkap sinyal karena terhalang pegunungan, sehingga jaringan dari menara terdekat tidak dapat diterima secara langsung (Non-Line-Of-Sight).

Akibatnya, masyarakat hanya bisa mengakses jaringan EDGE (2G) dan bahkan sering kali kehilangan sinyal.

Melalui proyek PBL pada mata kuliah Perancangan Jaringan Radio dan Teknik Frekuensi Tinggi yang dibimbing oleh dosen Sulwan Dase, S.T., M.T., para mahasiswa berhasil menerapkan teknologi Distributed Antenna System (DAS) untuk memperkuat jaringan.

Kepala dusun mengaku selama ini komunikasi warga sangat terbatas.

“Untuk memberi atau menerima informasi, kami harus bertemu langsung dengan orangnya,” ujarnya.

Proses pengerjaan dilakukan selama tiga hari mulai Sabtu hingga Senin, 22–24 November 2025, dengan melibatkan enam mahasiswa yakni Alam Syah sebagai ketua tim bersama Alfianti, Agus Tri Wardana, Nirmala Paldin, Eugenius Aditya, dan Akbar Muh. Yusuf Syam.

Mereka menggunakan repeater 4G, antena outdoor jenis Log-Periodic Dipole Array (LPDA), serta antena indoor Planar Microstrip hasil rancangan mahasiswa bersama dosen.

Setelah sistem diaktifkan, hasilnya langsung terasa. Kualitas jaringan meningkat signifikan hingga mencapai kategori LTE (4G) dengan nilai RSRP -105 dBm. Warga kini bisa melakukan panggilan video melalui WhatsApp, mengakses Google, YouTube, dan layanan internet lainnya.

Keberhasilan mahasiswa itu membuat warga antusias. Bahkan kepala dusun berharap teknologi tersebut dapat dipasang secara permanen.

“Bisakah kalian pasang lagi alat seperti ini?” tanyanya.
“Tentu akan kami bantu,” jawab Alam Syah mewakili timnya.

Namun, solusi tersebut tidak dapat bertahan lama karena alat yang digunakan harus dikembalikan ke kampus setelah kegiatan PBL selesai.

Para mahasiswa berharap pemerintah dan pihak terkait dapat menindaklanjuti temuan tersebut agar daerah-daerah blankspot seperti Dusun Patekkong mendapat bantuan jaringan permanen.

Mereka menilai teknologi dan penerapan sistem sudah terbukti berjalan, tinggal dukungan untuk implementasi secara berkelanjutan.