Gizi Anak Sekolah Dipertanyakan, MBG Enrekang Disorot Aktivis

Lanskapsulawesi.com, ENREKANG – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Jalan Emmy Selan No. 29 Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang kembali menuai kritik.

Aktivis menilai pelaksanaannya tidak sejalan dengan instruksi Presiden yang menegaskan porsi minimal Rp10 ribu per anak.

Dalam audiensi bersama Koordinator Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Enrekang, Yayat, terungkap bahwa porsi nasi yang dibagikan pada Jumat (10/10/2025) lalu hanya berkisar Rp8–9 ribu.

“Ini jelas tidak sesuai dengan arahan Presiden. Mereka bilang tidak harus Rp10 ribu, yang penting gizinya terpenuhi. Padahal yang kita tahu arahan Presiden jelas soal angka itu,” kata Arun kepada media. Senin, (14/10/2025)

Selain soal harga, Arun juga mempersoalkan absennya susu dalam menu MBG. Ia menyebut pernyataan Yayat tidak konsisten.

“Awalnya Pak Yayat mengaku memang harus ada susu, hanya saja supliernya belum didapat. Tapi tiba-tiba beliau bilang susu kan tidak wajib. Ini membingungkan,” ujarnya.

Arun menegaskan, susu adalah bagian penting dari standar gizi nasional. Bahkan, di daerah lain program MBG pernah dikritik hanya karena kandungan susu tidak sampai 30 persen.

“Susu harusnya ada. Kalau di tempat lain saja sudah dipersoalkan, apalagi kalau tidak ada sama sekali,” tegasnya.

Ia memastikan akan terus mengawal program ini. Jika tidak ada perbaikan, pihaknya mengancam akan turun ke jalan.

“Kami akan konsolidasi dan siap aksi jika MBG di Enrekang terus dibiarkan tidak sesuai prosedur,” pungkas Arun.