LANSKAPSULAWESI.COM – Kuta Bali, KIBAID Men’s Konference (KMC’25) Persekutuan Kaum Pria (PKP) memasuki hari ketiga dengan materi Leadership Value dari Ps. Jonathan Pattiasina, Jumat, 18 Juli 2025, Kartika Plaza Hotel.
Ps. Jonathan memulai sesi dengan menegaskan tiga pilar integritas kepemimpinan yang semalam (17/07) sudah disampaikan dalam materi Leadership Integrity yaitu akuntabilitas, kejujuran, dan konsistensi. Menurutnya, fondasi ini menjadi kunci untuk membangun kepemimpinan yang autentik dan berorientasi pada tujuan ilahi.
Ps. Jonathan menguraikan bahwa tujuan utama Allah adalah mewujudkan kerajaan-Nya di bumi, sebagaimana tercermin dalam Matius 6:10, “Datanglah KerajaanMu dan Jadilah KehendakMu di bumi seperti di sorga,” dan Bilangan 14:21, “Bumi penuh dengan kemuliaan TUHAN.” Ia menyoroti Kejadian 1:26, di mana Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya untuk berkuasa atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan segala binatang melata yang merayap di bumi. Ini menunjukkan panggilan manusia sebagai mitra dalam rencana ilahi.
Gembala Senior Garam Ministry (Australia – Indonesia) yang bertempat di Melbourne ini menekankan pentingnya membangun tim yang harmonis sebagai cerminan kepemimpinan ilahi. Ia mengambil contoh Allah yang bekerja sebagai tim sempurna melalui peran Bapa, Roh, dan Firman, seperti dalam Kejadian 1:1-3. Ps. Ia juga mencontohkan bagaimana Daud memiliki tim yang solid.
Oleh karena itu Ps. Jonathan menyarankan agar kerja tim harus didukung oleh karakter seperti pertimbangan terhadap orang lain, pengendalian ego, dan penolakan terhadap mentalitas “untung ada saya” atau mental Gepeng Syndrome. Budaya ini, ia tegaskan, harus menjadi dasar komunitas, sebagaimana diilustrasikan dalam Filipi 2:1-11.
Struktur yang kokoh menjadi fokus berikutnya menurut Ps. Jonathan. Ia menjelaskan bahwa struktur yang tepat mencakup pekerjaan, strategi, metode, dan pendekatan yang jelas, yang semuanya harus selaras dengan kehendak Tuhan. Menurutnya, tata kelola yang kuat dan pekerjaan yang pasti menghasilkan buah yang berkenan, sebagaimana dinilai oleh Tuhan. Ini menjadi langkah penting untuk mewujudkan visi kerajaan Allah di tengah komunitas.
Selain itu, Ps. Jonathan menggarisbawahi pentingnya budaya yang mencerminkan identitas kelompok. Ia menyebut budaya sebagai identitas kolektif yang membentuk cara berpikir dan perilaku individu dalam hubungan komunal. Budaya ini, menurutnya, harus terinspirasi dari kekuatan dan kebersamaan, sebagaimana tertulis dalam Filipi 2:4, “Karena tujuan hidup kita adalah menjadikan seperti Kristus.” Ibadah, baginya, adalah wujud budaya keserupaan yang esensial.
Ps. Jonathan juga mengajak peserta untuk membangun mentalitas Kristus sebagai komitmen perubahan. Ia menguraikan empat elemen utama: identitas, pola pikir, kebiasaan, dan perkataan. Dengan membentuk mentalitas ini, pemimpin dapat mencerminkan nilai-nilai ilahi dalam setiap aspek kehidupan. Pesan ini disampaikan dengan penuh semangat, menginspirasi para hadirin untuk menerapkannya dalam komunitas mereka.
Sebagai kesimpulan, Ps. Jonathan Pattiasina mengajak para PKP untuk fokus pada tujuan Tuhan yang juga menjadi tujuan PKP dalam seluruh totalitas hidup dan pelayanannya. Sesi ini berjalan dengan antusiasi tinggi dari para kaum pria untuk dibawa pulang sebagai wawasan baru di tempat pelayanan masing-masing.