LANSKAPSULAWESI.COM – MAKALE, 22 September 2024, Natal Umum Gereja KIBAID yang rencananya akan diadakan pada tanggal 26 – 29 Desember 2024 di Aula STT KIBAID Makale telah melakukan sejumlah persiapan, salah satunya adalah pembuatan maskot dan logo Natal.
Tim HUMAS yang dikoordinir oleh Mariani Sampe menginformasikan kepada media bahwa pemilihan logo dan maskot sudah mendapatkan persetujuan dari Sinode Gereja KIBAID dan dari Ketua Panitia untuk segera disosialisasikan dan dibuat sesuai tujuan kegiatan.
“Sudah oke dari Sinode tinggal kami akan eksekusi dan bekerjasama dengan seksi acara dan dana,” ungkap Mariani.
Panitia Natal Umum yang dinahkodai Pnt. dr. Elia Tombe’, Sp.Og menginformasikan kepada Tim HUMAS agar segera bergerak secara kolektif mensosialisasikan logo dan maskot baik melalui media massa online maupun melalui media sosial, berikut mengapa Panitia Natal Umum memilih menggunakan maskot dengan ikon kerbau.
Pemilihan logo dan maskot Natal Umum KIBAID Tahun 2024 diuraikan oleh Tim HUMAS secara lengkap berikut ini:
- Maskot Kerbau
Karakteristik Fisik, maskot ini adalah ilustrasi seekor kerbau antropomorfik (berperilaku seperti manusia) dengan ciri-ciri khas sebagai berikut: 1) Tanduk Kuning: Ciri khas kerbau dengan warna kuning keemasan mengandung makna keceriaan, kebahagiaan, kebijaksanaan, kekuatan, spiritualitas, kesucian, dan representasi alam dan tradisi; 2) Pakaian: Mengenakan setelan pakaian “Seppa Tallung Buku” berwarna merah dengan garis-garis kuning dan putih dan kuning yang menampilkan karakteristik budaya Toraja, bermakna ceria dan cerah, biasanya dipakai dalam acara menyambut tamu, syukuran, dan kegiatan budaya lainnya; 3) Aksesori: Menggunakan topi Natal merah dengan hiasan bulu putih, mencerminkan suasana Natal; dan 4) Ekspresi: Wajah maskot tersenyum dengan mata besar, menggambarkan keceriaan, semangat positif, dan kebersamaan.
- Pesan Teks
Natal Umum Kibaid 2024: Teks yang tertera pada selempang yang dikenakan maskot menunjukkan acara perayaan Natal Umum yang akan diselenggarakan oleh Gereja KIBAID pada tahun 2024. Logo dalam Bola Kaca di Tangan: Maskot kerbau memegang bola atau lingkaran yang menampilkan logo yang merupakan simbol dari acara Natal Umum. Di logo tersebut terdapat gambar lumbung atau banua tongkonan, serta pemandangan pohon cemara di latar belakang.
Terkait logo, berikut penjelasannnya secara rinci:
- Elemen Utama Logo
Penjelasannya sebagai berikut: a) Lumbung/banua (rumah) Tongkonan: Di tengah logo terdapat ilustrasi rumah tongkonan khas suku Toraja, yang secara tradisional merepresentasikan tempat tinggal atau dapat diartikan pula sebagai rumpun orang Toraja, dapat juga bermakna tempat kelahiran Yesus Kristus. Warna cokelat pada atap rumah tongkonan memberi kesan kesederhanaan dan ketulusan; b) Salib: Di sebelah rumah tongkonan terdapat salib berwarna putih dengan latar belakang orange pada rumah tongkonan. Salib melambangkan pengorbanan Kristus dan merupakan elemen penting dalam agama Kristen, menghubungkan tema kelahiran Yesus dengan penebusan melalui kematian-Nya. Penggunaan warna putih di salib mengindikasikan kemurnian dan spiritualitas; c) Latar Alam berupa pohon cemara: Di sisi kiri rumah tongkonan terdapat dua pohon cemara, yang melambangkan alam atau kedekatan dengan lingkungan, serta bisa juga menggambarkan hubungan dengan musim Natal yang identik dengan pohon cemara. Pohon-pohon ini juga memberi kesan alami dan damai, menekankan kesederhanaan dan harmoni.
- Palet Warna Pada Logo
Penjelasannya sebagai berikut: a) Hijau: Warna hijau pada tulisan “Natal Umum” dan elemen lain di sekitarnya menggambarkan kesegaran, pertumbuhan, dan kehidupan baru. Warna hijau juga identik dengan pohon cemara dan vegetasi lainnya, yang sering dikaitkan dengan Natal dan musim liburan. Hijau dapat juga mengekspresikan harapan dan pembaruan, yang selaras dengan makna religius kelahiran Yesus Kristus; b) Oranye dan Kuning: Latar belakang berwarna oranye dan hijau di bagian atas logo memberikan kesan hangat, yang menggambarkan terbitnya matahari atau harapan yang baru. Warna oranye melambangkan energi, semangat, dan kebahagiaan, sedangkan kuning menyimbolkan kemakmuran, sukacita, dan kehangatan. Dalam konteks religius, warna-warna ini dapat mencerminkan harapan baru melalui kelahiran Yesus; c) Cokelat: Cokelat pada tongkonan memberikan kesan kesederhanaan dan kestabilan. Ini mengingatkan kita pada ketenangan dan nilai-nilai yang rendah hati, yang menjadi bagian penting dari pesan Natal; dan d) Putih: Salib yang putih melambangkan kemurnian dan kesucian, mengingatkan pada peran Yesus sebagai penyelamat umat manusia. Warna ini juga identik dengan keilahian dan kebenaran, menjadikan salib sebagai fokus utama dari pesan religius logo ini.
- Tipografi dan Teks
Penjelasannya sebagai berikut: a) Natal Umum: Teks ini menggunakan huruf kapital dengan warna hijau, menonjolkan sifat umum atau inklusif dari acara tersebut. Artinya, Natal ini terbuka untuk semua kalangan, tanpa pengecualian; b) KIBAID 2024: Terletak di bagian bawah, teks ini menunjukkan bahwa acara Natal ini diselenggarakan oleh Gereja KIBAID dan berlangsung pada tahun 2024. Warna oranye di sekitar teks ini mencerminkan perayaan dan kebersamaan, menambah semangat acara yang meriah.
- Simbolisme Keseluruhan
Simbolisme secara keseluruhan mengandung makna: a) Makna Religius: Kombinasi rumah tongkonan, salib, dan simbol-simbol alam pohon cemara dengan palet warna yang mencerminkan kehidupan, harapan, dan kelahiran memberikan kesan bahwa logo ini secara khusus dirancang untuk menekankan pentingnya kelahiran Yesus dalam perayaan Natal; dan b) Keterkaitan dengan Alam: Pohon cemara dan warna hijau menonjolkan hubungan dengan alam, yang mungkin mencerminkan nilai-nilai ekologi atau cinta terhadap lingkungan, terutama di komunitas yang mungkin lebih dekat dengan alam, selain itu memberikan pesan pentingnya menjaga lingkungan di planet ini atau membawa pesan climate action.
Penjelasan tambahan mengenai Maskot Kerbau
- Elemen Visual
Pada elemen visual yang ada pada maskot mengandung arti sebagai berikut: a) Palet Warna: Warna-warna cerah dan hangat mendominasi maskot, seperti merah, oranye, kuning, dan putih, yang merupakan warna-warna khas musim perayaan Natal. Warna hijau pada teks selempang juga menambahkan nuansa Natal, karena hijau adalah salah satu warna yang biasa dikaitkan dengan pohon Natal; dan b) Atribut Musiman: Topi Natal, pakaian meriah, dan ekspresi gembira dari maskot semua menambah suasana semangat perayaan Natal.
- Makna Simbolis (Alasan Pemilihan)
Panitia memilih ikon kerbau dengan alasan sebagai simbol dari kekuatan, ketekunan, atau budaya lokal yang relevan dengan komunitas yang mengadakan acara ini. Kerbau sering kali melambangkan kerja keras dan kedekatan dengan alam dalam budaya Toraja.
Penggunaan maskot berkepala hewan seperti kerbau pada perayaan Natal umum tidak dimaksudkan untuk mewakili simbol berhala. Berikut beberapa penjelasan kami: 1) Konteks budaya: Di beberapa daerah, hewan tertentu memiliki makna kultural yang tidak terkait dengan penyembahan berhala. Kerbau, misalnya, sering dianggap sebagai simbol kekuatan dan kesuburan di beberapa budaya di Asia, terkhusus di Toraja hewan kerbau adalah bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi dan kultur; 2) Dekorasi: Maskot kerbau dimaksudkan hanya sebagai hiasan yang menarik atau menghibur; 3) Adaptasi lokal atau Kearifan Lokal: pemilihan maskot kerbau sebagai bagian dari implementasi kearifan lokal. Hal ini berarti menggabungkan tradisi global (Natal) dengan elemen budaya lokal yang akrab dan bermakna bagi masyarakat setempat. Elemen desain diadaptasi untuk menghormati nilai-nilai budaya setempat. Jemaat Gereja KIBAID mungkin merupakan organisasi atau komunitas yang relevan dengan daerah atau suku tertentu yang memiliki kedekatan dengan simbol kerbau; 4) Tujuan edukatif: Dalam beberapa kasus, maskot hewan mungkin digunakan untuk tujuan pendidikan atau untuk menarik perhatian anak-anak pada pesan-pesan positif terkait perayaan; 5) Kreativitas artistik: Desainer atau seniman menggunakan figur hewan sebagai bentuk ekspresi kreatif, tanpa maksud mengerdilkan religius tertentu; 6) Pemaknaan simbolis non-religius: Hewan tertentu mungkin dipilih karena sifat-sifat yang diasosiasikan dengannya, seperti keramahan atau keceriaan, bukan sebagai objek pemujaan; 7) Tradisi modern: maskot semacam ini bukanlah hal yang baru, telah menjadi bagian dari tradisi lokal selama bertahun-tahun, kehilangan makna religius aslinya (jika pernah ada) dan menjadi lebih sebagai simbol perayaan komunitas; 8) Sebagai catatan: Penting untuk memahami bahwa interpretasi simbol dapat bervariasi tergantung pada konteks budaya dan niat penggunanya. Dalam kebanyakan kasus, penggunaan maskot hewan dalam perayaan Natal umum lebih cenderung sebagai elemen dekoratif atau kultural daripada representasi keagamaan atau berhala.
9. Tujuan Maskot
Maskot kerbau ini digunakan sebagai ikon acara untuk memberikan identitas yang unik dan menarik. Dengan desain yang ceria dan berwarna-warni, maskot ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, penuh harapan, dan menarik perhatian masyarakat luas, khususnya untuk meningkatkan partisipasi dalam acara Natal Umum KIBAID 2024. Melalui penggunaan elemen visual yang ceria dan simbol-simbol budaya yang kuat, maskot ini menciptakan citra positif, inklusif, dan meriah. Penggunaan kerbau sebagai maskot bisa jadi mencerminkan nilai budaya setempat atau sebagai simbol kekuatan, sementara selempang dan logo menunjukkan fokus utama pada perayaan religius kelahiran Yesus Kristus.
Panitia berharap dengan adanya logo dan maskot dapat menjadi daya tarik bagi peserta untuk aktif berpartisipasi dalam perayaan natal.