KNPI Tolak Money Politik: “Jangan Bunuh Hati Nurani Rakyat!”

Lanskapsulawesi.com – Tana Toraja – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Cabang Tana Toraja mengecam keras praktik politik uang atau money politik yang marak terjadi menjelang Pemilu 2024.

Kader KNPI Tana Toraja Musram, S.Kep.,Ns. menegaskan bahwa money politik merusak tatanan moral dan membunuh hati nurani rakyat.

“Kami menolak segala bentuk politik uang yang mengeksploitasi promordialisme dan sentimen SARA dalam kontestasi politik. Politik uang adalah haram dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945,” kata Musram dalam keterangan pers yang diterima lanskapsulawesi, Selasa (6/2/2024).

Musram mengatakan, KNPI Tana Toraja siap dan proaktif melawan praktik politik uang di dunia maya maupun di dunia nyata. Ia mengajak seluruh anggota dan kader KNPI se-Tana Toraja untuk bergerak menciptakan pemilih rasional yang mengutamakan keberpihakan kepada kesejahteraan rakyat kecil bukan atas dasar pertimbangan primordial yang berbasis kapitalisme.

“Kami akan melakukan sosialisasi, edukasi, dan pengawasan terhadap potensi dan indikasi politik uang di wilayah kami. Kami juga akan melaporkan kepada pihak berwenang jika ada temuan pelanggaran. Kami tidak akan diam dan menyerah melihat praktik politik uang yang merajalela,” tegas Musram.

Menurut Musram, politik uang tidak hanya merugikan rakyat, tetapi juga merendahkan martabat bangsa. Caleg yang membeli suara rakyat tidak memiliki nurani.

“Ini menunjukkan betapa rendahnya kesadaran politik dan moral masyarakat kita. Padahal, politik uang adalah bentuk korupsi yang merampas hak-hak rakyat. Politik uang juga mengancam demokrasi dan kedaulatan rakyat. Politik uang adalah musuh bersama yang harus kita lawan,” ujar Musram.

Musram menambahkan, KNPI mendukung upaya Bawaslu Tana Toraja untuk menggagalkan semua upaya kecurangan pemilu dalam bentuk apapun. Karena itu Musram mengajak seluruh OKP di Tana Toraja menyatakan sikap untuk memerangi money politik dan beramai-ramai mengawal pemilu berlangsung aman dan damai.

Penulis: Bahtiar Azis