LANSKAPSULAWESI.COM – SANGALLA’, (13/05/25), Dalam rangkaian kegiatan Paskah PKP Kolaborasi di Jemaat Tombang Makale, sesi ceramah interaktif ke-3 menghadirkan Marten Randa, seorang praktisi peternakan babi yang berpengalaman. Acara yang diadakan pada Selasa ini menarik perhatian para peternak skala rumahan yang tergabung dalam Persekutuan Kaum Pria (PKP) Gereja KIBAID Klasis Makale, Sangalla’, dan Sangalla’ Selatan. Marten Randa memaparkan materi tentang pengelolaan ternak babi dengan pendekatan praktis melalui metode studi kasus, di mana ia mengajak peserta untuk berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi selama beternak babi.
Sesi ini berlangsung secara interaktif, dengan Marten Randa membuka diskusi dengan menggali kasus-kasus nyata dari para peserta. Salah satu masalah yang diangkat adalah anakan babi yang mengalami diare (berak mencret). Menurut Marten, penanganan dapat dilakukan dengan memberikan injeksi Perdex, yang bisa dicampur dengan Medoxi untuk hasil lebih efektif. Selain itu, ia merekomendasikan penggunaan bahan alami seperti daun jambu atau klorofil untuk membantu pemulihan, disertai vaksinasi rutin guna mencegah infeksi lebih lanjut. Peserta tampak antusias mencatat solusi ini untuk diterapkan di kandang mereka.
Kasus lain yang dibahas adalah anakan babi yang bergetar, sering disebabkan oleh anemia atau kesehatan indukan yang kurang baik. Marten menyarankan pemberian madu atau air gula sebagai langkah pencegahan awal untuk meningkatkan energi dan memperbaiki kondisi anakan. Ia juga menekankan pentingnya memastikan indukan dalam kondisi sehat sebelum masa kebuntingan untuk menghindari masalah serupa. Solusi ini dianggap praktis oleh peserta karena bahan-bahannya mudah didapat di lingkungan sekitar.
Permasalahan indukan babi yang lambat birahi juga menjadi perhatian. Marten menjelaskan bahwa hal ini dapat diatasi dengan memberikan rangsangan melalui kehadiran pejantan di kandang betina sebelum masa kawin. Ia menambahkan bahwa faktor lingkungan seperti suhu, sistem reproduksi, dan nutrisi memainkan peran besar. “Pastikan kandang memiliki suhu ideal 18-26°C dan pakan mengandung nutrisi seperti zinc dan selenium untuk mendukung siklus birahi,” ujarnya, sambil mengingatkan pentingnya manajemen lingkungan yang baik.
Penyakit gatal-gatal pada babi, yang sering disebabkan oleh parasit seperti kudis, juga dibahas secara mendalam. Marten merekomendasikan sanitasi kandang secara rutin untuk mencegah penyebaran parasit. Untuk pengobatan alami, ia menyarankan penggunaan daun srikaya yang dicampur dengan minyak tanah atau solar. Alternatif lainnya adalah memberikan suntikan Wormexin untuk hasil yang lebih cepat. Peserta diajak untuk memprioritaskan kebersihan kandang sebagai langkah pencegahan utama.
Kasus anak babi yang mati dalam kandungan turut diangkat, yang menurut Marten berkaitan dengan kesehatan reproduksi indukan yang kurang optimal. Ia menyarankan perlakuan khusus seperti pemberian air kacang tanah untuk mendukung kesehatan indukan selama kebuntingan. “Perhatikan nutrisi dan pemeriksaan kesehatan indukan secara berkala untuk meminimalkan risiko ini,” tambahnya. Saran ini mendapat respons positif dari peserta yang ingin meningkatkan tingkat kelahiran hidup.
Nafsu makan indukan yang menurun saat melahirkan menjadi topik berikutnya. Marten menyarankan pemberian suntikan Perdex 100 untuk membantu memulihkan kondisi indukan. Selain itu, ia merekomendasikan nutrisi tambahan berupa ekstrak buah untuk meningkatkan energi dan nafsu makan. “Indukan yang sehat akan menghasilkan anakan yang kuat, jadi jangan abaikan asupan gizinya,” tegasnya, sambil mengingatkan pentingnya perawatan pasca-melahirkan.
Dalam hal pemilihan bibit babi, Marten memaparkan beberapa jenis yang cocok untuk skala rumahan, seperti Duroc yang dikenal memiliki daging kenyal, serta Pietrain, VDL (Jerman), Inggris, dan babi lokal hasil silangan. Ia menekankan pentingnya memilih bibit dari indukan yang produktif, dengan jumlah kelahiran rata-rata lebih dari delapan ekor per kelahiran. Peserta diajak untuk lebih selektif dalam memilih bibit guna memaksimalkan keuntungan usaha ternak mereka.
Untuk pakan anakan babi, Marten menjelaskan bahwa pakan ideal harus mengandung Vitamin A, D, E, B-kompleks, zinc, dan selenium untuk mendukung kekebalan dan pertumbuhan. Ia merekomendasikan pakan pre-starter dengan protein 20-22% untuk anakan berusia 7-21 hari, serta pakan starter dengan protein 18-20% untuk usia 21-42 hari. “Pakan berkualitas akan mempercepat pertumbuhan dan mengurangi risiko penyakit,” ungkapnya, disambut anggukan para peserta.
Terakhir, Marten membahas ciri-ciri pejantan yang bagus, seperti testis besar, tubuh kekar, dan kaki yang kuat. Ia menegaskan bahwa performa pejantan sangat bergantung pada perlakuan khusus, seperti pemberian pakan bergizi dan manajemen kandang yang baik. Ia juga memaparkan syarat kandang babi yang ideal, yaitu memiliki ventilasi baik, suhu terkontrol (18-26°C untuk dewasa, 28-30°C untuk anakan), kelembapan 50-70%, dan lantai slat atau beton miring untuk drainase. “Kandang yang bersih dan nyaman akan meningkatkan produktivitas babi,” tutup Marten, mengakhiri sesi dengan tepuk tangan meriah dari peserta.