LANSKAPSULAWESI.COM, EctoLife adalah konsep fasilitas rahim buatan yang diperkenalkan oleh Hashem Al-Ghaili. Konsep ini menawarkan solusi bagi pasangan yang mengalami kesulitan memiliki anak, seperti pasien kanker yang harus mengangkat uterus atau pasangan yang tidak subur.
EctoLife beroperasi dengan energi terbarukan dan dirancang untuk memungkinkan orangtua memiliki anak biologis mereka sendiri tanpa proses kehamilan tradisional. Teknik ini mulai dikenal publik sejak tahun 2021.
Pada tahun 2017, para ilmuwan berhasil menciptakan ‘BioBag’, sebuah rahim tiruan yang digunakan untuk membesarkan anak kambing. Ini menunjukkan kemajuan teknologi pembiakan yang mungkin juga dapat diterapkan pada manusia di masa depan. EctoLife, sebagai konsep, di mana sekitar 30.000 bayi dapat ‘diciptakan’ setiap tahunnya melalui rahim buatan ini. Temuan ini menjadi fenomenal mengingat angka populasi manusia menurun, terutama yang terjadi di beberapa negara di dunia seperti Jepang, Korea Selatan, dan Eropa.
Meskipun masih dalam tahap konsep dan belum terealisasi sepenuhnya, EctoLife membuka diskusi tentang masa depan reproduksi manusia dan potensi dampaknya terhadap masyarakat. Konsep ini juga menimbulkan pertanyaan etis, terutama mengenai kemungkinan memilih karakteristik fisik anak, yang menunjukkan pentingnya debat dan regulasi lebih lanjut seiring berkembangnya teknologi ini.
Rahim buatan mungkin terdengar seperti konsep fiksi ilmiah, tetapi perkembangan teknologi pembiakan telah membawa kita ke arah ini. EctoLife adalah langkah maju yang dapat mengubah cara kita memandang kelahiran dan memberikan harapan bagi banyak pasangan yang ingin memiliki anak .
Dalam konsep EctoLife, para orang tua memiliki kebebasan untuk memesan wajah anak mereka sesuai dengan preferensi mereka. Teknologi ini memungkinkan pemodelan wajah berdasarkan fitur-fitur dari negara mana pun yang diinginkan oleh orang tua. Jadi, jika mereka menginginkan anak dengan wajah cantik atau ganteng sesuai dengan standar kecantikan dari negara tertentu, EctoLife dapat memenuhi permintaan ini.
EctoLife menggunakan rahim buatan yang sepenuhnya didukung oleh energi terbarukan. Berikut adalah langkah-langkah cara kerjanya:
1. Implantasi: Embrio yang telah dibuahi ditempatkan dalam rahim buatan EctoLife.
2. Pemeliharaan: Rahim buatan memastikan kondisi lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan janin, termasuk suhu, kelembaban, dan nutrisi.
3. Pemodelan Wajah: Berdasarkan permintaan orang tua, EctoLife dapat memodelkan wajah anak yang akan lahir. Teknologi pemetaan genetik memungkinkan pemilihan fitur wajah berdasarkan data genetik dari orang tua. Misalnya, jika orang tua menginginkan anak dengan wajah cantik atau ganteng sesuai dengan standar kecantikan dari negara tertentu, EctoLife akan menggabungkan informasi genetik untuk menciptakan wajah yang sesuai.
4. Pertumbuhan Janin: Setelah implantasi embrio, EctoLife memastikan kondisi lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan janin. Suhu, kelembaban, dan nutrisi diatur dengan cermat agar janin dapat berkembang sebagaimana tumbuh di dalam rahim asli. Sensor dan algoritma yang canggih memantau perkembangan janin secara real-time.
5. Kehamilan Virtual: Orang tua dapat mengikuti perkembangan janin melalui antarmuka virtual. Mereka dapat melihat gambar ultrasonografi, mendengarkan detak jantung janin, dan bahkan berinteraksi dengan janin melalui simulasi 3D. Semua ini memungkinkan pengalaman kehamilan yang mendekati realitas, meskipun tanpa fisikitas.
6. Persalinan dan Kelahiran: Ketika tiba saatnya, EctoLife akan memicu proses persalinan. Rahim buatan akan mengontraksi dan mengeluarkan bayi melalui saluran kelahiran tiruan. Proses ini serupa dengan persalinan alami, tetapi tanpa rasa sakit bagi ibu.
7. Keamanan dan Etika: EctoLife telah melalui uji klinis dan mematuhi standar keamanan dan etika yang ketat. Pertanyaan tentang identitas biologis dan moralitas tetap menjadi perdebatan, tetapi teknologi ini menawarkan harapan bagi pasangan yang ingin memiliki anak tanpa mengorbankan kesehatan atau kenyamanan.
EctoLife adalah terobosan revolusioner yang mengubah paradigma kehamilan dan kelahiran. Dengan teknologi ini, manusia dapat membuka pintu bagi masa depan di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi orang tua, tanpa batasan biologis atau geografis .