Lanskapsulawesi.com, Enrekang –Tim Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) Kementrian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Republik Indonesia, Universitas Muhammadiyah Enrekang (UNIMEN) menggelar pelatihan pembuatan dan perbanyakan Tricoderma dengan menggunakan media jagung Pada Selasa (30/9/2025).
Kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Asaan, Desa Kadingeh, Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dengan menggandeng Kelompok Tani Tunas Muda Asaan dan Remaja Peduli Lingkungan Desa Kadingeh sebagai mitra.
Program ini merupakan kolaborasi antara Tim Pelaksana Univeristas Muhammadiyah Enrekang dan Tim Pendamping Univerisitas Muslim Indonesia.
Menurut Ketua Pelaksana Kosabangsa UNIMEN, Baharuddin kegiatan Kosabangsa merupakan bentuk nyata pengabdian perguruan tinggi untuk menjawab tantangan pembangunan khususnya pada aspek pertanian.
Selain itu, Kosabangsa ini juga merupakan upaya dalam memberdayakan masyarakat khususnya Kelompok Tani dan Remaja Peduli Lingkungan di Dusun Asaan ini.
Berdasarkan hasil kegiatan pelatihan tersebut masyarakat dan petani memahami cara pembuatan trichoderma dari formulasi media jagung dan trichokompos dari limbah jagung yang mereka hasilkan secara sederhana.
“Masyarakat sangat antusias terhadap pelatihan Ini. Hasil kegiatan ini juga masyarakat mengetahui cara memasarkan produknya secara online,” katanya.
Baharuddin menjelaskan trichoderma corn adalah teknologi pemanfaatan jamur trichoderma yang diaplikasikan pada tanaman jagung. Trichoderma sendiri merupakan mikroorganisme antagonis yang berperan sebagai biofungisida, biostimulan, dan biofertilizer.
Lebih lanjut, ia menguraikan tentang manfaat trichoderma yang cukup banyak antara lain dapat mengendalikan penyakit tular tanah dengan menekan perkembangan patogen penyebab busuk akar, busuk batang, dan layu pada jagung serta sebagai alternatif inovasi mitigasi pada kerusakan tanah dan lingkungan.
Kemudia dapat meningkatkan pertumbuhan jagung dengan jalan merangsang pertumbuhan akar lebih panjang dan bercabang banyak sehingga penyerapan nutrisi lebih optimal.
Selain itu, tambah Baharuddin dapat pula meningkatkan produktivitas karena jagung yang diberi perlakuan trichoderma lebih tahan terhadap cekaman biotik atau penyakit maupun abiotik sepertikekeringan dan tanah miskin hara.
Dari aspek lingkungan, teknologi trichoderma ini sangat ramah lingkungan, karena dapat mengurangi ketergantungan pada fungisida kimia sintetis sehingga penggunaan trichoderma aman bagi lingkungan karena residu kimia dapat ditekan, kuncinya.
Senada, Ketua Program Studi Agroteknologi, Universitas Muhammadiyah Enrekang, Suharman yang turut hadir sebagai Narasumber dalam pelatihan menjelaskan bahwa inovasi trichoderma dan trichokompos bagi Kelompok Tani dan Remaja Peduli Lingkungan sangat diperlukan untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan produktifitas para petani.
Khusus untuk trichokompos grow, Suharman mengungkapkan bahwa ini merupakan pupuk organik yang difermentasi dengan bioaktivator trichoderma.
“Pupuk ini tidak hanya menyediakan unsur hara makro dan mikro, tetapi juga mengandung populasi trichoderma yang aktif untuk mendukung kesehatan tanah,” ungkapnya.