LANSKAPSULAWESI.COM – MAMASA, 11 Maret 2024, Kabupaten Mamasa merayakan usia ke-22 tahun dengan semangat baru, menandai sebuah perjalanan panjang dari masa ketinggalannya menuju daerah dengan berbagai performa potensi alam, budaya yang unik, dan keanekaragaman sumber daya manusia. Motto “Mamasa Mamase,” yang lahir dari pikiran masyarakatnya mengandung makna Mamasa harus maju, Mamasa harus mandiri, dan Mamasa harus sejahtera, menjadi semboyan yang menggema jelang kontestasi Pilkada Kab. Mamasa tahun 2024.
Welem Sambolangi yang adalah Putra Mamasa, tokoh kunci dalam konteks pembaruan ikut hadir dan memberikan selamat atas suksesi Kab. Mamasa memasuki usia jelang seperempat abad. Dilansir dari kediamannya di Mamasa, Welem merasa perlu berbagi pandangan dan gagasan tentang pentingnya Mamasa harus terus berbenah untuk mencapai status sebagai daerah dengan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) terbaik dan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sulawesi Barat.
“Seiring berjalannya waktu, Mamasa harus mampu bertransformasi menjadi daerah yang lebih maju dan mandiri, sehingga masyarakatnya dapat menikmati kesejahteraan yang berkelanjutan,” kata Welem Sambolangi, Mamasa (11/03/24).
Welem, yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua DPRD Tana Toraja, merindukan kampung halamannya dipimpin oleh orang yang tepat. Ia menekankan pentingnya peran pemimpin yang inovatif dan peka dalam menghadapi tantangan masa depan. Ia mendorong agar pemimpin Mamasa yang akan datang fokus pada beberapa peningkatan sektor pembangunan yang dianggap vital dan dapat menjadi pendapatan daerah.
Mamasa yang memiliki karakter Budaya yang unik serta beberapa destinasi wisata unggulan seperti Wisata Gunung Mambuliling, Negeri Atas Awan Buntu Liara, Air Terjun Sarambu, Wisata Tenun Mamasa dan masih banyak lagi perlu digenjot dengan pendekatan Digital Tourisem Strategic. “Sektor pariwisata adalah salah satu potensi besar Mamasa. Dengan inovasi, kita dapat menciptakan daya tarik yang luar biasa untuk menarik wisatawan dan mendukung ekonomi lokal,” ujar Welem.
Pandangannya tidak hanya terfokus pada pariwisata, Welem juga menyoroti pengembangan sektor pendidikan dan kesehatan. Dia menekankan perlunya peningkatan dalam dua sektor ini sesuai dengan konteks kebutuhan masyarakat lokal dan dengan memprioritaskan kearifan lokal budaya setempat.
“Saat ini, kita perlu memberikan perhatian khusus pada pendidikan dan kesehatan. Inovasi dalam sektor ini akan menciptakan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan dan kesejahteraan jangka panjang Mamasa,” ungkapnya.
Berdasarkan data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Juni 2023, Kabupaten Mamasa berada di urutan ketiga tertinggi kasus stunting setelah kabupaten Majene, yakni 33,7 persen. Kesehatan bagi Welem adalah nomor 1, sebab kesehatan menjadi pondasi kuat bagi pendidikan dan tolak ukur berhasilnya pembangunan.
Dari sisi infrastruktur, Mamasa di usia ke-22 Tahun ini perlu menggiatkan infrastruktur yang lebih massif dan dilakukan secara merata dan adil di seluruh kawasan Mamasa. Menurutnya, distribusi infrastruktur yang adil akan membawa manfaat kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali, dan menjadi moda pertumbuhan ekonomi kaitannya dengan prinsip gerak cepat ekonomi berkeadilan dan berkelanjutan.
“Infrastruktur yang merata akan membawa dampak positif bagi semua wilayah di Mamasa. Ini adalah cermin dari keadilan sosial yang harus diperjuangkan oleh pemimpin Mamasa di masa depan,” tegasnya.
Terakhir, Welem mengingatkan potensi Bandara Penerbangan yang terletak di Kecamatan Sumarorrong agar ke depan dapat dioptimalkan menjadi Bandara Internasional. Ini tidak hanya akan menopang pariwisata di Kabupaten Mamasa tetapi juga memfasilitasi aksesibilitas bagi masyarakat di sekitar Mamasa, termasuk Toraja Barat yang jauh lebih tertinggal dan tidak jauh dari titik Bandara. Selain itu Mamasa digadang-gadang sebagai daerah penyanggah IKN jika bandaranya dibenahi secepat mungkin. Ini peluang yang harus segera diraih, ungkapnya.
“Dengan meningkatkan status bandara, kita membuka peluang baru untuk pariwisata dan perekonomian lokal dan dengan dukungan permintaan dari IKN. Serta, memudahkan masyarakat di sekitar Mamasa, termasuk masyarakat Toraja Barat yang mungkin membutuhkan penerbangan domestik daripada jauh-jauh ke Buntu Kunyi’,” tutup Welem Sambolangi Putra Mamasa dengan harapan besar bahwa Mamasa patut dipimpin pemimpin yang visioner dan revolusioner.