LANSKAPSULAWESI.COM – MAMASA, menjabat (Pj) Bupati Mamasa, DR. Zain hadiri Dialog terbuka yang diadakan oleh Pemuda dan Mahasiswa Kabupaten Mamasa dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (Gmki), di Aula Mini Rumah jabatan Pemda Mamasa, Kamis (22/2/2024) lalu.
Dialog yang bertajuk “Pasca Pemilu kita merajut strategi pembangunan ekonomi Daerah” ini diikuti oleh beberapa Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) kabupaten Mamasa bersama tenaga ahli dan puluhan peserta yang terdiri dari Pemuda dan Mahasiswa se-Kabupaten Mamasa.
Lebih dari itu, Dialog tersebut untuk mendengarkan strategi pemerintah dalam membangun Mamasa dan mendengarkan dan ide-ide segar dari pemuda, tidak kalah penting dialog ini juga mengulik berbagai isu dalam membangun mamasa kedepannya.
Dalam dialog yang berjalan serius dan penuh semangat tersebut. Pemuda dan mahasiswa mengusulkan ragam masukan, harapannya dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun program strategis untuk mamasa lebih baik di tahun-tahun berikutnya.
“Saya merindukan pertemuan dengan mahasiswa, itu mengigatkan saya dengan masa lalu waktu masih kuliah. Saya juga adalah Produk Reformasi juga tergabung dalam aktivis tahun 98 saat itu,” kata Zain membuka paparannya.
DR. Zain menyampaikan, meskipun menghadapi tantangan dengan durasi demonstrasi terpanjang, Pj Bupati DR. Zain selain memenuhi tuntutan masyarakat berupaya tetap fokus pada pembangunan daerah. Dalam kesempatannya ia menyampaikan berbagai program strategis dalam membangun sumberdaya manusia.
“Diantara beberapa program strategis itu, saya sederhanakan hanya empat point, yakni Layanan Publik, Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan masyarakat, itulah komitmen the New Mamasa ,” tambahnya.
Zain menjelaskan, The New Mamasa menciptakan Good governance and Clean Governance, pemerintah yang baik dan bersih . Sebenarnya tidak ada perbedaan antara Negara Maju dan Negara berkembang, yang ada adalah Negara salah urus. Itu hanya bisa tercapai ketika seluruh kebijakan pemerintah Pro Rakyat.
Membangun Mamasa mesti dengan Digital leadership, Membangun Mamasa seperti menahkodai kapal besar. Jika tidak mampu membantu nahkoda untuk memperbaiki, paling tidak jangan ikut merusak dan membocori kapal,” imbuhnya.
Gerakan Mamasa berliterasi. Seluruh tempat diupayakan ada perpustakaan mini. Bukan sekedar untuk meningkatkan minat baca, paling tidak tumbuh kesadaran untuk belajar. Saya bertemu dengan anak kecil sementara menjual buah, saat ditanya cita-cita, dia menjawab pilot, namun satu kosa kata bahasa inggris pun tidak tahu, semangat dan harapan ada, akses pengetahuan tidak tersedia. Itulah mengapa saya sering menemui siswa-siswa untuk membangun Hope, bahwa Imajinasi lebih penting dari pengetahuan,” tukas Zain.
Lanjut Zain, Kekhawatiran masa depan juga adalah ketika generasi mamasa sudah tidak terkoneksi dengan leluhurnya. Begitu banyak pesan leluhur yang bisa menjadi prinsip menantang kehidupan. Kehilangan satu kata leluhur, artinya kehilangan nilai (value). Siswa-siswa di sekolah bisa mengucapkan kata-kata leluhur, agar tercipta generasi yang bangga ada darah Mamasa juga mengalir nilai luhur Mamasa dalam dirinya. Seperti China belajar kapitalis dari barat, namun values tetap terjaga, akhirnya China mampu membunuh pasar kapitalis secara pelan-pelan.
Pada akhirnya, Saya akan tinggalkan Mamasa dalam keadaan Tersenyum,” tutup Zain.
Menambahkan presentase Pj Bupati Mamasa, Pengurus Pusat Restu yang juga pemuda asal Sulbar yang sekarang menjabat sebagai Pengurus Pusat GMKI Korwil Sulselbar, Restu Tangaka mengungkapkan kekaguman atas analisis Pj Bupati yang cemerlang, punya semangat dan punya master plan untuk mamasa.
“Baru kali ini saya menemukan ada bertemu dengan pejabat daerah di Mamasa yang punya ide cemerlang untuk Mamasa, kita mesti bersyukur atas kehadiran beliau di Mamasa,” ungkap Restu memulai materinya.
“Kepada teman-teman pemuda dan Mahasiswa, saya harap tidak hanya menunggu realisasi ide dan gagasan dari Pj Bupati Mamasa dalam membangun Mamasa, kita juga mesti berinisiatif, berbuat untuk mendukung penuh program yang sudah dijelaskan tadi”, mendorong sinergitas yang baik antar eksekutif dan legislatif sambung Restu.
Ditengah-tengah dialog, empat mahasiswa dan pemuda memberikan tanggapan, pertanyaan dan masukan kepada pemerintah daerah. Mereka menyampaikan beberapa masalah di Mamasa, seperti Kebudayaan, Pariwisata, Pendidikan dan Ekonomi. Harapannya ada perubahan signifikan Mamasa lebih baik dari sebelumnya.