LANSKAPSULAWESI.COM – MAKALE, PGRI Kabupaten Tana Toraja menyelenggarakan Konferensi 5 tahunan kepengurusan PGRI yang periodenya berakhir pada 2024 lalu. Persidangan berlangsung di Aula Hotel Lallangan, Tondon Makale, dan berlangsung dua hari dari tanggal 24-25 Januari 2025.
Konferensi yang mengangkat tema “Transformasi PGRI Menuju Indonesia Emas” dan dihadiri oleh Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Tana Toraja Andarias Lebang, S.Pd., MM, Sekdis Pendidikan Bertus Wantania, S.Pd., MM, Kabid Dikdas Alexander Patandean, S.Pd., Wakil Ketua PGRI Provinsi Dr. Muhammad Basri, M.Pd., Dr. Tadius, M.Pd. dari UKI Toraja, Dr. Syani Rantesalu dari IAKN Tana Toraja, mantan Ketua PGRI era 2014-2019 Nely, S.Pd., M.Pd., perwakilan Kajari, Ketua APSI, dan beberapa perwakilan organisasi profesi keguruan lainnya.
Ketua PGRI periode 2019-2024, Drs. Pedy, dalam sambutannya menekankan pentingnya peran guru sebagai pionir pendidikan. Menurutnya, maju mundurnya pendidikan di Tana Toraja sangat bergantung pada kualitas para guru. Ia mengajak para guru untuk mempersiapkan diri, terutama dalam menghadapi arus informasi digital yang semakin kompleks.
Pedy juga mengingatkan tantangan serius dalam pengembangan karakter siswa. Ia mengharapkan kepengurusan baru dapat secara cermat memilih pemimpin yang mampu mengelola tantangan organisasi, termasuk memperluas jaringan keanggotaan dan membuka cabang-cabang khusus dengan perguruan tinggi di wilayah Toraja.
Turut memberikan sambutan di acara pembukaan persidangan Dr. Muhammad Basri selaku Wakil Ketua PGRI Provinsi Sulawesi Selatan menyampaikan harapannya agar Tana Toraja mampu menata PGRI dalam lima tahun mendatang. Ia mengajak untuk menciptakan legasi positif guna memperbaiki mutu pendidikan dan mengevaluasi kinerja pengurus sebelumnya.
Basri menekankan perlunya guru-guru untuk adaptif dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi digital. Ia menyarankan kepengurusan baru hendaknya merepresentasikan seluruh jenjang pendidikan, mulai dari TK, SD, SMP, SMA/SMK, Perguruan Tinggi, hingga Kementerian Agama.
Kadis Pendidikan Tana Toraja, Andarias Lebang yang membuka secara resmi konferensi PGRI menegaskan peran strategis PGRI dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memperjuangkan hak-hak guru. Untuk itu sebagai bentuk dukungan, Dinas Pendidikan telah rutin melaksanakan pelatihan guru selama dua tahun terakhir.
Andarias mengungkapkan komitmen pemerintah dengan mengalokasikan anggaran 13 miliar untuk guru-guru yang bertugas di daerah terpencil. Lebih lanjut, dalam hal sarana dan prasarana, Dinas Pendidikan telah mendukung sekolah binaan PGRI, di antaranya Sekolah di Pabuaran yang mendapatkan dana 700 juta dan Sekolah PGRI di Buntu Datu yang menerima 800 juta untuk melengkapi fasilitas belajar mengajar.
Konferensi PGRI Tana Toraja 2025 ini diharapkan menjadi momentum penting dalam transformasi pendidikan, dengan semangat membangun sistem pendidikan yang lebih berkualitas, adaptif, dan berkarakter menuju cita-cita Indonesia Emas.