KKR Hari Ketiga Natal Umum KIBAID, Pdt. Andrie Messie Sampaikan Makna Menjadi Anak Allah

LANSKAPSULAWESI.COM – MAKALE. Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Natal Umum Gereja KIBAID di STT Makale memasuki hari ketiga yang berlangsung dengan penuh sukacita, Jumat (27/12/2024). KKR yang diselenggarakan di Gereja KIBAID Makale ini dipimpin oleh Ketua PGIW Sulselbara, Pdt. Andrie Messie, yang tahun ini menandai pelayanan Natal ke-13 kalinya di jemaat tersebut.

Momen istimewa mengiringi KKR kali ini, seiring dengan bergabungnya Sinode Gereja Kibaid menjadi anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) yang ke-104. Kibaid resmi menjadi anggota PGI setelah diterima di Sidang Raya PGI ke-XVIII yang berlangsung pada 8–14 November 2024 di Rantepao, Toraja Utara. Hal tersebut menambah sukacita tersendiri bagi seluruh jemaat yang hadir dalam perayaan Natal tahun ini.

Ikut beribadah bersama jemaat, Wakil Bupati Tana Toraja dr. Zadrak Tombe bersama Wakil Ketua Penggerak PKK dr. Erni Yetti Rima terlihat didampingi Ketua Sinode Gereja KIBAID Pdt. Yulianus Tandirerung dan Maria Princilla dan suaminya Ronald Pangemanan yang hadir untuk memberi kesaksian dan pujian.

Mengambil dasar Firman Tuhan dari Lukas 2:15, 20, dan 28, Pdt. Andrie Messie menekankan tentang identitas sebagai anak-anak Allah. “Bukti kita adalah anak Allah terlihat dari bagaimana kita memanggil Allah sebagai Bapa,” ungkapnya. Beliau mengingatkan bahwa ketika manusia lupa mempertontonkan identitasnya sebagai anak Allah, itu berarti mereka telah menjadi anak iblis. “Sebab Bapa di surga tidak mungkin memberikan ular ketika anakNya meminta roti,” tambahnya.

Dalam khotbahnya, Pdt. Andrie mengangkat kisah para gembala yang mendapat kehormatan pertama menyaksikan kelahiran Yesus. Meski mereka adalah orang-orang yang rendah dan tidak memiliki status sosial yang tinggi, Tuhan memilih untuk menyertai dan memberkati mereka yang menyambut kedatangan Yesus Kristus. Para gembala rela meninggalkan kawanan domba mereka, suatu keputusan yang tidak mudah, demi menyaksikan langsung peristiwa kelahiran yang bersejarah ini. Para gembala itu tidak sama sekali memikirkan manakala kawanan domba yang mereka pelihara diterkam hewan buas, bagi para gembala tersebut, kata Pdt Andrie, mereka lebih memercayai kelahiran Yesus Kristus.

Menanggapi kondisi kritis masa kini, di mana banyak terjadi kasus kriminal dalam keluarga seperti adik membunuh kakak atau anak membunuh orang tua dan sebaliknya, Pdt. Andrie menekankan pentingnya kesadaran akan perjumpaan dengan Kristus. “Jika kita sadar telah berjumpa dengan Kristus, maka dalam kehidupan kita pasti akan memuliakan Allah, bukan mempermalukan-Nya,” tegasnya.

Lebih lanjut, beliau mengajak jemaat untuk membangun kebersamaan orang percaya di atas pondasi Yesus Kristus, menerima keselamatan sebagai anugerah Allah (Sola Gratia). “Hari ini kita merayakan Soli Deo Gloria karena Allah mengasihi manusia melalui kelahiran Yesus Kristus. Yesus adalah jalan kebenaran satu-satunya dan tidak ada jalan menuju ke rumah Bapa tanpa melalui Anak Manusia,” jelasnya.

Mengakhiri khotbahnya, Pdt. Andrie mengajak jemaat untuk membuat resolusi baru. “Pulang dari Natal ini, buatlah resolusi. Kalau dulu biasa marah-marah, maka setelah pulang dari Natal Umum tidak lagi marah-marah. Jika dulu berbuat dosa, maka hari ini berjanji tidak lagi berbuat dosa. Hari ini kita berjanji kata-kata yang keluar dari mulut yang tidak berkenan dengan firman Tuhan harus berhenti. Buatlah resolusi untuk berjumpa dengan Yesus dan tidak lagi melakukan apa yang tidak diperkenankan Tuhan,” pungkasnya penuh harapan.

Penulis: HUMAS NATAL UMUMEditor: Hajar Aswad