Lanskapsulawesi.com-Resepsi pesta demokrasi telah usai dengan menyisakan banyak cerita. Terlepas dari cerita dinamika kontestasi politik yang sepertinya masih akan berseri, cerita kondisi ekonomi juga harus tetap diwaspadai. Tantangan ekonomi setelah pemilihan presiden sepertinya tidaklah berkurang. Bahkan sebaliknya, sepanjang 2024 ini kondisi ekonomi diperkirakan semakin menantang Ketidakpastian.
Kurangnya Lapangan kerja dapat menjadi stressor bagi banyak orang di kalangan Masyarakat, maka setiap orang berpeluang menjadi stressor bagi sebagian besar orang, dan dampaknya meningkatnya ancaman keamanan dan ketertiban di masyarakat bisa jadi sama parahnya dengan dampak yang ditimbulkan jika mereka tidak cepat memulihkan ekonominya.
Beberapa tahun berlalu pasca pandemi Covid banyak yang kehilangan pekerjaan akibat Krisis ekonomi di masyarakat terutama di sektor perdagangan yang mengakibatkan banyak masyarakat memilih jalan pintas untuk memulihkan ekonominya dengan berbagai cara, Salah satunya menjadi tengkulak bahan bakar minyak subsidi terlihat dengan ramainya pemberitaan terkait penyalahgunaan bahan bakar minyak subsidi, yang mana ada ancaman pidana yang menanti para tengkulak.
Dampaknya sebagian masyarakat mengeluhkan dan resah terhadap para tengkulak bahan bakar minyak sebab mengakibatkan antrian panjang di setiap SPBU seperti yang banyak beredar di media sosial.
RS” (32) salah satu pengecer bahan bakar minyak eceran yang ada di pinggir jalan Trans Sulawesi menuturkan sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak untuk di eceran kembali ke pengguna kendaraan baik roda 2 maupun roda 4, Pro kontra memang kalau kemudian pemerintah benar-benar menertibkan pengambilan bahan bakar minyak di SPBU, mau makan apa anak kami, Sementara banyak yang menggantungkan hidupnya menjadi tengkulak bahan bakar, Apakah pemerintah mampu membuka lapangan pekerjaan untuk kami para tengkulak yang mana kita ketahui secara Umum bahwa bukan hanya di sulawesi bahkan seluruh indonesia banyak orang yang menggantungkan hidupnya di Bisnis bahan bakar minyak” Terangnya.
Bagaimana kemudian masyarakat yang ada di Pegunungan dan pinggiran Pantai apakah pemerintah mampu menghadirkan spbu seperti di kecamatan seko dan rampi dan wilayah pinggiran pantai lainnya ? Kalau kemudian tidak ada tengkulak bagaimana dengan mereka yang harus bekerja menggunakan bahan bakar minyak pasti sangat sulit untuk mereka langsung ke SPBU karna terkendala jarak yang begitu jauh”Tutupnya.
Seperti Halnya di kalimantan di kutip dari detikFinance “Humas Pertamina Wilayah Kalimantan Bambang Irianto mengatakan
Saat ini, menjual BBM subsidi sudah menjadi mata pencaharian oleh sebagian masyakarat di Kalimantan karena susahnya mencari pekerjaan lain, sementara dengan menjual BBM Subsidi sudah tergambar keuntungan yang didapat.
Akibat sudah menjadi mata pencaharian ini erat kaitannya dengan isi perut, kalau sudah begitu orang akan melakukan apa saja demi mendapatkan BBM Subsidi. Bahkan benar kabar yang menyebutkan gara-gara antre BBM sampai membunuh orang, berkelahi, ancam mau bakar SPBU sampai penembakan senjata api ke petugas SPBU, ini karena masyarakat hanya menginginkan BBM Non Subsidi,” tandas Bambang.
#journalist coffee Passik