Prof. Paulus Tangdilintin Wafat, IPSIM: Sosok Panutan dan Pilar Ilmu dari Simbuang

LANSKAPSULAWESI.COM– Tana Toraja – Kabar duka menyelimuti dunia akademik dan masyarakat Toraja, khususnya Simbuang-Mappak, atas berpulangnya Prof. Dr. Drs. Paulus Tangdilintin, Sabtu, 24 Mei 2025, dalam usia 86 tahun.

Lahir di Makale, Tana Toraja, pada 16 Juli 1938, Prof. Paulus adalah satu-satunya putra asal Simbuang yang berhasil meraih gelar akademik tertinggi sebagai Profesor, sebuah capaian luar biasa yang menjadi kebanggaan masyarakat Simbuang dan Toraja secara keseluruhan.

Prof. Paulus mengawali kiprahnya sebagai pengajar di SMP Kristen Makale. Pada tahun 1963, beliau meninggalkan tanah kelahiran menuju Jakarta, dengan keyakinan dan iman sebagai satu-satunya bekal.

“Luar biasa perjuangannya, dia pergi tanpa biaya sepersen pun, hanya dengan iman sehingga bisa menemukan hidup yang lebih bagus,” ujar Drs. JL. Jhon Longan Matalangi, sahabat dan kolega yang mengenal perjalanan hidup beliau.

Sesampainya di Jakarta, Prof. Paulus hidup sederhana dan mulai bekerja sebagai guru di sekolah Tionghoa, berkat kemampuannya berkomunikasi lintas budaya. Dari situ, jalan menuju Universitas Indonesia terbuka baginya. Ia berhasil meraih gelar Doktor dan melakukan praktik akademik di Jerman dan Belanda.

Dalam proses studinya, Prof. Paulus mengumpulkan dan membawa berbagai dokumen penting terkait budaya Simbuang dan Toraja, termasuk salinan arsip dari perpustakaan pemerintah Belanda dan BCP, yang kemudian menjadi bagian dari riset-risetnya.

Buku-buku tulisan Prof. Dr. Drs. Paulus Tangdilintin

Sebelum menyelesaikan studi keprofesorannya, Prof. Paulus telah diangkat sebagai dosen tetap di Universitas Indonesia, tempat ia mengajar dan melakukan berbagai penelitian sosial. Setelah puluhan tahun mengabdi, beliau akhirnya meraih gelar Profesor dan menjadi tokoh akademik yang dihormati. Ia menjabat sebagai profesor selama lebih dari satu dekade hingga akhir hayatnya.

Jenazah saat ini disemayamkan di rumah duka, Jl. Ir. H. Juanda No. 106, Ciputat Timur. Lokasi pemakaman akan ditentukan kemudian oleh pihak keluarga.

Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam, termasuk dari Ikatan Pemuda Simbuang Mappak (IPSIM). Dalam pernyataan resminya, Ketua IPSIM, Sadrianus, menyampaikan:

“Atas nama seluruh pengurus dan anggota, kami dari Ikatan Pemuda Simbuang Mappak (IPSIM) menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Prof. Dr. Drs. Paulus Tangdilintin. Beliau bukan hanya seorang cendekiawan, tetapi juga simbol harapan dan kebanggaan bagi generasi muda Simbuang. Keberhasilannya menembus dunia akademik nasional dan internasional menjadi inspirasi yang akan terus kami warisi”. Ungkap Serdianus

“Kepergian beliau adalah kehilangan besar, tidak hanya bagi dunia akademik dan komunikasi di Indonesia, tetapi juga bagi kami, pemuda-pemudi Simbuang-Mappak, yang mengenal beliau sebagai sosok berdedikasi, berintegritas, dan menjadi teladan dalam berpikir, bertindak, dan mengabdi untuk bangsa. Kami mengiringi kepergian beliau dengan doa, semoga beliau diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta penghiburan yang sejati” Tutup Serdianus.