Rabu, 14 Pebruari 2024 adalah hari bersejarah bagi umat Nasrani Indonesia. Bersejarah karena dalam satu hari berlangsung tiga momen perayaan bersejarah. Rabu Three In One 2024 bagi nasrani Indonesia merupakan momen yang langkah terjadi dan sangat sarat dengan pemaknaan cinta kasih.
Pertama, pemaknaan cinta kasih kepada TUHAN. Rabu, 14 Pebruari 2024 merupakan hari perayaan rabu abu sebagai “Deis Cinerum” (hari abu) bagi umat Katolik dan Kristen. Rabu abu merupakan hari pertama memasuki minggu-minggu pra paskah dalam 40 hari ke depan (di luar hari Minggu) sampai ke Jumat agung dan perayaan paskah. William Johnston, profesor studi agama di Universitas Dayton, menyebut pra paskah sebagai “masa pemurnian dan pencerahan”. Tanda salib dari abu di kening setiap umat pada perayaan rabu abu menjadi simbol pertobatan, puasa, dan berpantang. Gereja Toraja yang pertama kali mencanangkan ibadah rabu abu pada tahun 2014 menggunakan kearifan lokal dengan istilah di toding atau ditodi’. Dalam konteks budaya Toraja rabu abu merupakan ritual massuru’-suru’, yaitu memperbaiki diri dan memohon pengampunan Tuhan.
Kitab Perjanjian Lama mencatat bahwa Ayub menyatakan sesal: “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu (Ayub 42:5-6). Nabi Daniel dalam nubuat tentang penawanan Yerusalem ke Babel (sekitar 550 SM) menulis, “Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu” (Daniel 9:3). Nabi Yunus menyerukan agar orang berbalik kepada Tuhan dan bertobat, hasilnya penguasa kota Niniwe memaklumkan puasa dan mengenakan kain kabung, dan raja menyelubungi diri dengan kain kabung dan duduk di atas abu (Yunus 3:5-6).
Dalam Kitab Perjanjian Baru, Yesus menyinggung kota-kota yang menolak untuk bertobat dari dosa-dosa mereka meskipun telah menyaksikan mukjizat-mukjizat dan mendengar kabar gembira. Kristus berkata “Seandainya mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu terjadi di Tirus dan Sidon, maka sudah lama orang-orang di situ bertobat dengan memakai pakaian kabung dan abu.” (Matius 11:21). Yesus mengajak umat manusia, “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Markus 1:15).
Kedua, peringatan hari kasih sayang yang popular dikenal Valentine’s Day. Walaupun tidak masuk kalender gerejawi, tapi pada umumnya pemuda memperingatinya dan bahkan di jemaat tertentu mereka melakukan ibadah. Hari Valentine dirayakan untuk memperingati kematian St. Valentine seorang pastor yang dihukum mati 14 Februari 270 karena menentang keputusan Kaisar Claudius II yang melarang pernikahan pria mudah lajang untuk dijadikan prajurit. Valentine dengan diam-diam menikahkan pasangan muda. Itu latar belakang tanggal 14 Februari diperingati dan dirayakan sebagai hari kasih sayang.
Ketiga, pemaknaan cinta kasih kepada tanah air Indonesia. Rabu, 14 Pebruari 2024 adalah hari bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia. Hari pemungutan suara pemilu 2024, di mana rakyat di seluruh penjuru tanah air berkorban dengan berbondong-bondong mendatangi TPS untuk menyalurkan suara demi kasih dan cinta kepada bangsa dan negara. Walaupun fakta hukum melalui keputusan MKMK dan keputusan DKPP KPU RI telah membuktikan kebenaran bahwa proses pemilu 2024 diwarnai pelanggaran etika dan moral politik bernegara. Rakyat tetap peduli demi kualitas demokrasi Indonesia dan menghargai pengorbanan para martir gerakan reformasi 1998. Pemilu 2024 merupakan pemilu ke 6 pasca gerakan reformasi 1998 yang menelan korban jiwa yang tidak sedikit, khususnya dari kalangan mahasiswa demi mengantarkan rakyat Indonesia ke pintu gerbang alam kebebasan bersuara dalam berdemokrasi. Kendati kasus hukum pelanggaran HAM berat dan harapan akan keadilan dari negara oleh keluarga para korban jiwa gerakan reformasi 1998 masih kelam.
Harapan besar semoga seluruh rakyat Indonesia dan umat Nasrani pada khususnya memaknai pemilu 2024 tidak secara pragmatis dalam godaan menjual suaranya dan mendukung mereka yang membenarkan segala macam cara dalam meraih kekuasaan. Kiranya rakyat secara bertanggung jawab menyalurkan suara secara bersih dalam terang pertobatan demi pemilu yang adil dan berintegritas. Dalam terang cinta kasih tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa mewujudkan pemilu damai 2024. Kitab kejadian 3:19 mengingatkan seluruh umat manusia, “Ingat engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu”. Berbeda pilihan tidaklah harus membelah ikatan persaudaran sesama anak bangsa.
Salam Pancasila. NKRI Jaya. Soli Deo Gloria *YaMa