Enrekang, 23 Januari 2025 – Aliansi For Justice menggelar aksi demonstrasi di depan Resor (Polres) Enrekang, yang terletak di Jl. Sultan Hasanuddin No. 40 Kab.Enrekang, pada Kamis (23/01/2025).
Dalam aksi tersebut, massa aksi membentangkan spanduk dengan tulisan “Copot Kapolres Enrekang” dan “Wujudkan Supremasi Hukum”.
Massa aksi juga berteriak secara serentak untuk mendesak agar Kapolres Enrekang segera dicopot dari jabatannya.
Selain itu, mereka menuntut agar Hj. Sanaria dan Raden segera ditahan terkait tuduhan tindakan asusila, penghinaan, dan pencemaran nama baik terhadap Ibu Susanti dan Ibu Anita yang dilakukan melalui media sosial. Massa aksi yang berjumlah puluhan orang ini menggelar orasi secara bergantian di depan Resor (Polres) Enrekang.
Izwan, Koordinator Lapangan aksi, menyampaikan dalam orasinya bahwa supremasi hukum di Kabupaten Enrekang harus dijalankan dengan tegas dan profesional.
“Kami mendesak Kapolres Enrekang untuk segera mundur dari jabatannya jika tidak bisa menyelesaikan masalah ini,” ucap Izwan dengan tegas.
Aksi yang awalnya berjalan damai berubah tegang setelah massa aksi merasa tidak mendapat respons dari Kapolres Enrekang.
Massa Aksi yang tersulut emosi karena kapolres tidak menemui mereka mencoba memaksa masuk ke area Polres dan mendorong pagar, yang menyebabkan terjadinya aksi saling dorong dan nyaris adu jotos antara massa aksi dengan aparat kepolisian.
Situasi mulai mereda ketika Wakapolres Enrekang, Kompol Sulkarnain, keluar untuk menemui massa aksi dan mendengarkan aspirasi mereka. Ia berjanji akan segera menindaklanjuti tuntutan massa aksi.
“Kasus ini sudah memasuki tahap penyidikan, telah dilakukan gelar perkara, dan melalui pertimbangan dari penyidik, akan dilakukan penahanan secepatnya,” ujar Wakapolres Kompol Sulkarnain.
Aksi ini berakhir setelah Wakapolres Kompol Sulkarnain memberikan jaminan bahwa proses hukum akan segera dilanjutkan.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada massa aksi atas pengawasan dan pengontrolannya terhadap kinerja aparat kepolisian Kabupaten Enrekang.
