Prof. apt. Aktsar Roskiana Ahmad, Ph.D. Resmi Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia

Prof. apt. Aktsar Roskiana Ahmad, Ph.D

Makassar, 6 Februari 2025 – Universitas Muslim Indonesia (UMI) dengan bangga mengukuhkan Prof. apt. Aktsar Roskiana Ahmad, Ph.D. sebagai Guru Besar di Fakultas Farmasi UMI dalam sebuah upacara khidmat yang berlangsung di Auditorium Al-Jibra, Makassar. Pencapaian ini merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi beliau dalam dunia akademik, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat selama lebih dari dua dekade.

Menjadi Guru Besar bukan sekadar pencapaian akademik tertinggi, tetapi juga merupakan amanah besar untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Dengan dikukuhkannya Prof. Aktsar sebagai Guru Besar, diharapkan akan lahir lebih banyak inovasi di bidang farmasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya dalam pengembangan obat herbal berbasis bahan alam.

Prof. Aktsar, yang akrab disapa Prof. Erna, merupakan seorang akademisi yang memiliki keahlian dalam bidang farmakognosi—ilmu yang mempelajari produk alami dan obat herbal. Selama bertahun-tahun, beliau telah melakukan berbagai penelitian yang berfokus pada pemanfaatan bahan alam sebagai sumber pengobatan alternatif, terutama dalam penanganan penyakit degeneratif seperti diabetes.

Salah satu penelitian unggulannya adalah Sediaan Kapsul Nanopartikel Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni (L.) Jacq.) sebagai Antidiabetes, yang tidak hanya memperoleh paten, tetapi juga didokumentasikan dalam buku “MAHONI: Herbal untuk Penyakit Diabetes”. Penelitian ini membuka peluang besar bagi pengembangan obat berbasis herbal yang lebih efektif dan aman bagi penderita diabetes.

Selain itu, Prof. Erna juga aktif dalam penelitian senyawa alami dan aktivitas farmakologisnya, yang telah menghasilkan berbagai publikasi di jurnal nasional dan internasional. Bahkan, berdasarkan data Adscientific Index, beliau masuk dalam 10 besar peneliti terbaik di bidang Medical dan Health Sciences di Indonesia.

Dalam sambutannya, Prof. Erna menekankan bahwa perjalanan menuju Profesor bukanlah hal yang mudah dan memerlukan dedikasi, kerja keras, serta ketekunan yang tinggi. Proses ini bisa memakan waktu 15 hingga 25 tahun sejak menempuh pendidikan Strata 1 (S1), tergantung pada produktivitas akademik serta kebijakan institusi masing-masing.

“Jika melihat perjalanan akademik saya, dari awal menjadi mahasiswa di tahun 2001 hingga akhirnya dikukuhkan sebagai Guru Besar pada tahun 2024, maka total waktu tempuhnya mencapai 23 tahun. Sebelum mencapai tahap ini, seorang akademisi harus melalui berbagai jenjang, mulai dari Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, hingga akhirnya Profesor, yang mensyaratkan banyak publikasi internasional, pengalaman akademik yang luas, serta pemenuhan berbagai persyaratan administrasi,” ungkapnya.

Saat ini, Prof. Erna menjabat sebagai Wakil Dekan II Fakultas Farmasi UMI. Sebelumnya, beliau juga pernah menjadi Ketua Program Studi pertama di Program Pascasarjana S2 Farmasi UMI. Dalam perannya sebagai pendidik, ia terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas riset dan inovasi farmasi, serta membimbing mahasiswa dalam pengembangan ilmu farmasi yang berbasis penelitian.

Tak hanya di dunia akademik, Prof. Erna juga aktif dalam berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat, salah satunya melalui program peningkatan mutu produk usaha kecil menengah (UKM) di Makassar. Beliau memberikan pendampingan kepada pelaku usaha lokal dalam meningkatkan standar mutu produk herbal dan makanan olahan, agar dapat lebih kompetitif di pasar nasional maupun internasional.

Dedikasi dan prestasi Prof. Erna telah mendapatkan berbagai penghargaan, salah satunya adalah beasiswa ASEAN Scholarship dari Pemerintah Thailand, yang mendukung pendidikannya di Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand. Penghargaan ini menegaskan posisi beliau sebagai akademisi yang mampu bersaing di tingkat global dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu farmasi di Indonesia.

Dengan semua pencapaian yang telah diraih, Prof. Erna menjadi sosok inspiratif bagi generasi muda, membuktikan bahwa dengan semangat, kerja keras, dan ketekunan, ilmuwan Indonesia mampu memberikan kontribusi nyata di tingkat dunia.

Dalam penutup pidatonya, Prof. Erna berpesan kepada generasi muda untuk terus mengembangkan keilmuan, membangun kolaborasi, serta berkontribusi untuk masyarakat. Ia menegaskan bahwa ilmu yang dimiliki seorang akademisi bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi harus bermanfaat bagi orang banyak.

“Ekosistem keilmuan wajib dijaga, dikembangkan, dan diwariskan dengan aksesibilitas, sinergitas, dan kolaborasi. Ilmu yang kita miliki harus terus berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” tegasnya.

Dengan semangat tersebut, Prof. Erna berharap semakin banyak ilmuwan dan akademisi di Indonesia yang terdorong untuk melakukan riset berkualitas serta terus berinovasi dalam bidangnya masing-masing.