Rogoh Kantong Pribadi Demi Mengusung Putra-Putrinya Berkompetisi Di Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tana Toraja.

LANSKAP-SULAWESI-Tana Toraja– Kepala Sekolah SMPN 1 Simbuang, Edy Lamech, S.Pd., menunjukkan dedikasinya kepada dunia pendidikan dengan mendanai perjalanan delapan siswanya untuk mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat SMP Kabupaten Tana Toraja. Kegiatan ini digelar di Pasar Seni Makale pada 23-25 Oktober 2024.

 

Kegiatan yang berlangsung tiga hari itu dikemas dalam 4 macam lomba kegiatan diantaranya Pidato, Cerpen, Dongeng dan Komedi Tunggal dalam bahasa daerah yang diikuti oleh perwakilan Kecamatan terdiri dari putra putri SMP dan SD dari 19 Kecamatan yang ada di kabupaten Tana Toraja .

Edy Lamech, S.Pd, Kepala Sekolah SMPN 1 Simbuang mengeluarkan dana pribadi demi memastikan para siswa dari daerah terpencil tersebut dapat ikut berkompetisi. “Saya ingin memberi mereka kesempatan yang sama seperti siswa-siswa di perkotaan. Kompetisi ini bukan hanya soal menang, tetapi memberikan pengalaman belajar berharga bagi mereka,” ujar Edy.

 

Perjuangan Edy bersama tiga guru pendamping dan para peserta tidaklah mudah. Kecamatan Simbuang, yang terletak 75 kilometer dari pusat kota Makale, memiliki akses jalan yang sangat buruk. Kondisi jalan yang rusak berat mempersulit perjalanan dan menambah beban biaya transportasi. Meski demikian, semangat Edy dan para peserta tidak surut.

 

Selain mendanai biaya perjalanan, Edy juga memastikan kebutuhan siswa selama di Makale terpenuhi, termasuk akomodasi dan konsumsi. “Ini adalah investasi untuk masa depan mereka. Saya ingin mereka percaya bahwa tidak ada keterbatasan jika mereka mau berusaha,” tambahnya.

 

FTBI di Tana Toraja ini menjadi ajang penting untuk mengasah bakat dan keterampilan literasi siswa dari berbagai sekolah. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi generasi muda di seluruh pelosok kabupaten.

 

Komitmen Edy Lamech menjadi inspirasi bagi banyak pihak, khususnya dalam memperjuangkan pendidikan berkualitas bagi seluruh siswa, tanpa memandang lokasi dan keterbatasan akses. Semangat seperti ini diharapkan dapat mendorong pemerataan pendidikan di daerah terpencil dan memotivasi siswa lain untuk berprestasi.